Jumat, 18 November 2011

Renungan Random

Pernah ga sih kalian merasakan hidup kalian itu adalah sebuah skenario yang luar biasa? Saya kerap merasakannya. Jujur, saya bukanlah tipe orang pemikir dan perenung. Wajah saya tergolong awet muda. Mana mungkin bisa begitu kalo kerjaan saya mikir melulu =_=
Tapi, well, ada saat-saat di mana saya terbaring diam sebelum tidur di malam hari, di siang hari juga kadang2, dan saya tersenyum sendiri melihat film kehidupan saya diputar di dalam otak saya. Kadang-kadang saya juga menangis sendiri ketika menonton film itu. Film yang luar biasa. Yang disutradarai oleh Tuhan yang saya sembah, Allah, pemilik semua keindahan dan kebaikan.

Saya merasa, tidak ada kebetulan yang terjadi dalam hidup saya. Semuanya misteriously-beuatifully-planned. Saya tidak bisa menceritakan secara keseluruhan hidup saya (blog bukan tempat menulis autobiografi). Namun ada beberapa bagian, seperti benang merah, yang saya yakin merupakan rencana Allah yang terbaik, yang akhirnya membentuk siapa saya sekarang.

Saya pernah naksir banget sama teman SMP saya. Selama 2 tahun, saya tidak pernah berusaha menyatakan perasaan saya. Saya ingat, saya jadi rajin belajar karena orang yang saya suka itu pintar. Saya tidak mau kelihatan bodoh di depannya. Pas kelulusan, eh, malah NEMnya yang jauh di bawah saya. Dia akhirnya masuk SMA negeri yang berbeda dengan saya. Sempat ada niat untuk masuk ke SMA yang sama dengan dia, tapi saya pikir itu bukanlah hal yang rasional. Jadi saya masuk SMA yang berbeda dengan dia. Tidak lama setelah itu saya dengar dia sudah punya pacar. Saya sedih, tapi saya relakan saja :')

SMA saya adalah SMA favorit. Banyak link untuk berprestasi. Tapi tidak berarti saya selalu sukses. Saya pernah kecewa. Waktu kelas 1 SMA, saya pernah mendaftar program pertukaran pelajar. Saya ingin ke Prancis waktu itu. Menjelang tahap akhir, saya tereliminasi. Kecewa sih, tapi tidak sampai membuat saya sedih banget kok. Saya yakin, pasti ada sesuatu di balik ini. Mungkin terungkapnya tidak sekarang. Mungkin nanti. *ups, kayak judul lagu salah satu band domestik :p
Akhirnya, saya jalani kehidupan saya. Saya juga naksir seseorang yang menurut saya almost perfect. Tapi lagi2, saya bukan orang yang mampu bicara. Saya pun membisu, menyimpan cinta membara dalam hati (ampun deh bahasanya porno banget =_=)
Kelas 2 SMA, saya masuk IPS, jurusan yang memang saya rencanakan akan saya ambil sejak kelas 3 SMP. Mengapa? Tentu saja karena saya ingin jadi Psikolog. Fakultas Psikologi yang paling bagus adalah di UGM. Masuknya harus lewat jalur IPS. Jadi saya pilih IPS, walaupun saat itu saya kecanduan Kimia. Pelajaran Kimia loh, bukan kecanduan minuman beralkohol atau sejenisnya -.- Jadi saya say goodbye pada nilai Kimia saya yang bersinar di rapot itu...
Kelas 3. Saya makin mantap dengan pilihan saya, Psikologi. Saya ingat saya berdoa supaya apa yang saya cita2kan memang apa yang telah ditakdirkan untuk saya. Sebelum ujian masuk, saya sempat panik dan saya menangis. Untuk menenangkan diri saya shalat Dhuha. Saya pasrahkan semua pada-Nya. Dan ternyata, tangan Tuhan membawa saya ke jalan yang memang saya dambakan: Fakultas Psikologi :'D

Ketika kuliah, saya mulai membuka diri. Saya aktif berorganisasi. Saya bertransformasi dari seorang murid pengangguran yang pendiam menjadi mahasiswa penuh energi, mahasiswa siluman kura-kura (kuliah-rapat-kuliah-rapat). Di tahap inilah saya mulai menjadi Nadya yang baru. Saya mulai melupakan orang saya sukai sejak SMA karena tampaknya dia tidak menangkap perasaan saya. Sakit rasanya, tapi ya sudahlah memang bukan jodoh kayaknya. Namun takdir mempertemukan saya dengan seorang laki-laki baik hati. Saya mulai berteman, bahkan saya cerita tentang orang yang saya sukai ke dia. Begitu pun dia. Tapi siapa sangka, akhirnya malah kami yang jadian. Pacar pertama saya! Wow! Hidup begitu indah rasanya. Setiap hari spesial. He's amazing. Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa saya dapat mengenal seseorang seperti dia. Saya bahkan bersyukur karena menyukai orang sebelum dia, karena jika saya tidak menyukai orang yang saya sukai sebelum dia, mungkin curhat2an galau kami tidak akan terjadi dan saya tidak akan mengenal orang sekeren pacar (eh, sekarang mantan dink) saya. Saya berharap dapat berlangsung lama....tapi ternyata tidak sesuai harapan. Hati saya porak poranda. Ya, itulah hidup. Tidak terduga.

Lihat? Tidakkah itu skenario yang indah? Jangan lihat per episode. Lihat benang merah di antaranya.

# Seandainya ketika saya SMP Tuhan tidak menaruh perasaan suka di hati saya terhadap cowok pintar itu, mungkin saya akan tetap jadi murid biasa yang malas belajar. Tapi karena ingin mengejar dia, saya jadi rajin belajar dan akhirnya masuk SMA favorit. Hmm, walaupun tidak satu SMA dengan orang yang saya kagumi itu...

# Masuk SMA favorit adalah gerbang luar biasa untuk mencapai cita2. Di sini saya banyak bertemu orang yang menginspirasi, teman-teman luar biasa, cowok luar biasa (ehem). Walaupun ada dukanya, masa-masa SMA tetap menyenangkan. Masuk SMA favorit juga membantu saya belajar lebih giat. Teman2 saya rajin belajar dan pintar2, saya jadi ketularan. Dengan bantuan Tuhan, saya akhirnya bisa mengoptimalkan usaha dan keberuntungan sehingga diterima di Fakultas Psikologi sebuah PTN ternama.

# Masuk PTN ternama memudahkan saya dalam menggapai cita2 saya, yang sekarang sudah lebih mengerucut: Psikolog Klinis. Di sini saya bertemu dosen2 yang hebat, teman2 yang hebat, pacar yang hebat. Kalau saya keterima pertukaran pelajar waktu itu, saya mungkin ga akan jadi mahasiswa Psikologi angkatan 2009. Saya mungkin ga akan kenal dengan teman2 saya yang luar biasa ;') Saya mungkin ga akan bisa merasakan masa2 ketika pacaran dengan si dia. Tapi ternyata pacar berubah bentuk menjadi mantan...dan ya, saya masih menunggu hikmah di balik kejadian tersebut terungkap sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Ya, saya masih bertanya-tanya ada apa gerangan di balik skenario putusnya saya dan mantan saya.

God's hands work in a very misterious way. Meski begitu saya percaya ada satu aturan yang harus diikuti: That everything happens for reasons. Allah hanya ingin melihat saya menemukan hikmah dalam hidup saya, karena hidup adalah belajar. Saya akui banyak skenario yang saya protes, ada saat-saat di mana saya menjadi hamba yang begitu egois dan bodoh, karena saya tidak tahu mengapa sesuatu yang tidak menyenangkan harus terjadi, karena saya tidak tahu kemana semua ini bermuara, karena saya khawatir. Karena saya takut. Karena saya manusia.
Namun, ada suara kecil dari dalam hati saya yang berkata: God will never abandone His creatures.
Never
.
Dan di tengah renungan acak tentang kehidupan saya, saya sudah melihat hikmah-hikmah itu sedikit terungkap, muncul ke permukaan dari bawah lautan takdir-Nya yang penuh rahasia. Ada pula hikmah yang belum terungkap. Ada perasaan yang masih mengganjal. Hati yang belum ikhlas dan masih saja bertanya "Kenapa?". Namun, pasti suatu saat nanti, seiring berjalannya waktu, saya bayangkan Tuhan tersenyum (boleh ga sih membayangkan Tuhan tersenyum?) dan berkata kepada saya: "Kamu ingin tahu kenapa? Karena ini." Dan jawaban itu muncul ketika teka-teki masa depan terkuak dan saya dengan wajah tersenyum memandang ke masa lalu sambil berkata: "Ya, karena ini. Karena di sinilah aku sekarang. Dan aku tidak akan dapat berada di sini tanpa melalui jalan yang gelap itu."

Dan itulah yang terjadi ketika film kehidupan saya diputar kembali di lain waktu. Saya akan dengan ringan berkata: "Ya, karena di sinilah saya sekarang. And it feels good. Betapapun kacaunya jalan yang saya lewati dulu. Saya tidak menyesal. Terima kasih Ya Allah, atas skenario yang hebat ini."

Hidup saya akan terus menerus begini. Berjalan, dan terkadang menoleh ke belakang sejenak, hanya untuk melihat betapa sebenarnya semua kesuraman itu merupakan gambar yang indah dari jauh. Selalu seperti ini. Menemukan hikmah dan menunggu hikmah lain terungkap seiring waktu membuka tabirnya. Selalu seperti ini. Sampai ajal mendatangi saya. Ketika akhirnya film berakhir. Ketika akhirnya behind the scene ditampilkan dan saya menangis sambil tertawa melihat betapa Sang Sutradara Kehidupan benar-benar menyiapkan sebuah film yang hebat.

And it must be beautiful :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar