Jumat, 31 Mei 2013

'Cause Everybody's Changing...


"Semua hal berubah, kecuali perubahan itu sendiri."


Ya, itu benar.
Kita semua berubah, bahkan yang paling konsisten dari kita pun pasti pernah berubah walau tidak signifikan. Kalau kata Dumbledore, bahkan orang yang paling bijaksana pun terkadang perlu menarik kembali perkataannya. Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari.

Saya pun begitu.

Kadang-kadang, saya membongkar lemari meja belajar ketika bersih-bersih, dan menemukan diary lama ketika SD, SMP, SMA. Menemukan hasil tes IQ waktu SMP dan SMA. Menemukan kliping-kliping artis idola saya. Lalu saya tersenyum-senyum sendiri.

Betapa saya berubah begitu banyak.

Waktu saya membaca kembali diary ketika SD, ada terbesit sedikit rasa sedih ketika membacanya (tampaknya dulu saya bukan seorang anak yang bahagia; cenderung penyendiri dan kaku, pemurung dan merasa bersalah) namun di sisi lain ada rasa bahagia ketika melihat diri saya sekarang, yang sudah jauh lebih bahagia :)

Begitu juga waktu saya membaca diary SMP dan SMA. Well, harus saya akui, waktu SMP, saya punya pemikiran yang rumit untuk anak seusia saya waktu itu, idealis, anti-mainstream, kaku (yang membuat saya sempat mengalami masa-masa bullying) dan....konsep diri yang buruk. Things got better ketika SMA. Saya sudah menjadi seorang gadis yang sedikit lebih fleksibel, mau membuka diri, dan jauh lebih supel daripada sebelumnya. Perjalanan saya menuju aktualisasi diri baru saja dimulai. Pemikiran-pemikiran saya tentang kehidupan jauh lebih dewasa dan bijaksana, lebih dalam, dan lebih positif. Tapi memang sih, di balik semua perubahan itu, saya masih seorang yang introvert. Hanya saja lebih bisa membawa diri di situasi sosial. Saya ketika SMA adalah seorang gadis yang jauh lebih hangat daripada saya waktu SMP.

Bahkan, hasil tes IQ pun berubah.

Saya melihat IQ saya waktu SMP: 113. Lalu saya bandingkan dengan IQ waktu SMA: 121. Tampaknya saya lebih pintar ketika SMA daripada ketika SMP -.-

Tapi saya tidak tahu IQ saya sekarang berapa. Semoga saja bisa melampaui batas standar tes masuk S2; itu yang utama.

Abova all, walaupun saya berubah, selalu, saya tetaplah saya. Karena manusia berubah. Berubah bukan berarti menjadi orang lain; kamu ya tetap kamu, tapi kamu yang berbeda. Segala aksi yang kamu lakukan tetap dalam kuasa rasio dan emosimu; pikiran dan perasaanmu tetaplah milikmu. Terlalu naif rasanya jika menghakimi perubahan yang mutlak adanya. Hmm...asalkan agama dan keyakinan terhadap Tuhan tidak berubah.

Saya rasa, kata-kata dari novelis Neil Gaiman yang saya kutip dari novelnya yang baru saya baca, The Graveyard Book (novel keren, wajib baca!) ini bisa mejadi penutup buat posting ini:


“You're always you, and that don't change, and you're always changing, and there's nothing you can do about it.”



Minggu, 26 Mei 2013

Finally! :D

Aaaaahhhhh.....sudah lama sekali tidak membuka kotak penyimpanan yang sudah hampir usang ini! :D
Saatnya mengaktifkan kembali sistem-menulis-blog di otak saya. Saya bisa membayangkan bagian otak yang saya gunakan ketika menulis blog mulai berkedap-kedip dengan aktif.

Oke, dimulai dengan kalimat ini:

Resolusi yang saya tulis kemarin akhirnya menjadi kenyataan :D

Kalau belum tahu resolusi yang mana, yaitu resolusi yang saya tulis di beberapa postingan sebelumnya, yang berjudul S(u)atu Resolusi. Lupa? Tinggal scroll-down saja laman blog ini (ra penting).

Finally, skripsi saya sudah selesai. Perjuangan bolak-balik rumah sakit jiwa dan berkelana di rumah sakit lainnya, fotokopi yang mencapai total seratusan angket (yang banyak tersisa di kamar saya dan saya niatkan untuk diloak ketika tiba-tiba jatuh bangkrut), melewati tantangan printer yang rusak, dan juga setelah melewati sidang di pagi hari selama satu setengah jam pada tanggal 25 April 2013......berbuah manis. Keringat yang saya kucurkan terasa manis juga rasanya.

Beberapa hari sebelum sidang, saya sempat dicengkeram rasa cemas. Rasanya seperti jantung saya diremas setiap mengingat tanggal 25 April 2013 pukul 08.00. Perut saya terasa aneh seperti ada sesuatu yang terbang di dalamnya, bukan lagi kupu-kupu, tetapi sesuatu yang lebih besar dan tidak mengenakkan, walaupun tidak membuat saya mual. Tapi, ketika setelah sidang, saya mendengar DPS saya berkata, "Selamat, Nadya. Perjuangan panjang akhirnya selesai...kamu dinyatakan lulus..." (kedua tangan saya mencengkeram tepi meja di ruang sidang ketika mendengar kata ini) "dengan perbaikan."
Wow, rasanya lega. Revisi? Tak apalah. Wajar terjadi.

Namun perjuangan belum selesai. Saya menyelesaikan revisi sekitar seminggu, berburu tanda tangan dosen yang akan segera cus ke Aussie, meminta lembar pengesahan, berburu tanda tangan lagi, menjilid skripsi, menunggu dengan pasrah tanda tangan dari dekan, menyerahkan soft file skripsi ke perpus, mengumpulkan scan sertfikat non-akademik sebagai syarat yudisium, dan.....sekarang saya dalam posisi menunggu keluarnya Surat Keterangan Lulus (SKL) yang akan saya gunakan untuk mendaftar S2. Yah, wisuda saya masih sekitar 3 bulan lagi dan saya sudah membeli kain untuk kebaya wisuda, hahahahahaha. Saya masih galau mau mendesain kebaya yang seperti apa -__-

Anyway, lulus itu ternyata biasa saja, kalau menurut saya sih. Rasa bangga dan gembiranya hanya ketika diumumkan lulus sidang dan mungkin, ketika wisuda nanti. Mmmm, dan ketika saya melihat skripsi saya yang sudah dijilid (wow, keren, ini masterpiece yang saya hasilkan selama kuliah!). Selain itu rasanya biasa saja. Amat biasa saja.

Perjalanan masih panjang untuk diri saya ke depan; saya baru saja memulainya. Hidup tetap berjalan. Target-target akan disusun, harapan-harapan akan dihantarkan lewat doa, dan usaha-usaha yang lebih gigih akan dibutuhkan. Akan ada orang-orang baru untuk dikenal, tempat-tempat baru untuk dijelajahi atau sekedar didatangi, pengalaman-pengalaman baru, pahit dan manis, yang perlu dicecap untu menjadikan saya lebih dewasa. Saya merasa bergairah sekaligus deg-degan.

 Selamat datang, petualangan baru :)

Karena saya orang yang seringkali "bejo", saya akan menambahkan: Semoga beruntung!

*cheers!*