Minggu, 23 Maret 2014

Time Flies

Rasanya belum lama ketika, aku ingat sekali, aku turun naik gedung G lantai 2 dan UKP, sambil membawa berkas pendaftaran S2 dalam dekapan. Rasanya juga belum terlalu lama ketika, pada pagi yang agak kelabu itu, aku mempresentasikan skripsi di depan 3 orang dosen dan kemudian dibombardir dengan berbagai pertanyaan -- yang akhirnya membuatku berhak menerima selembar kertas yang menegaskan tamatnya langkahku di S1.

Time flies.

Sekarang, di atas tempat tidurku yang dipenuhi berbagai buku kuliah S2 -baik yang memang aku baca ataupun yang sekedar aku miliki hanya untuk mendapatkan rasa aman- aku mulai berefleksi tentang proses-proses yang sudah mengantarkanku sampai ke detik ini. Ya, aku lebih sering berefleksi sekarang setelah dijejali berbagai macam perspektif timbulnya gangguan dan masalah pada manusia. Setelah dibawa ke dalam perjalanan transpersonal dan bertemu dengan bagian-bagian diriku yang lain, yang menghambat maupun yang mendukungku untuk maju. Setelah proses membuka diri yang rasanya sakit tapi melegakan.

Aku baru benar-benar belajar sekarang.

Belajar bahwa untuk menjadi kuat kau harus mengakui kelemahanmu dan menerimanya sebagai bagian dari dirimu.

Belajar bahwa kau tidak harus selalu sempurna.

Belajar bahwa hal-hal kecil yang kau lakukan pada orang lain dapat menimbulkan pengaruh yang signifikan, baik secara positif atau pun negatif, sehingga kau lebih menghargai perasaan orang lain; that everybody has his own scars.

Belajar bahwa cara terbaik untuk belajar adalah mengakui kekuranganmu dan mengosongkan kepala dan dadamu dari segala bentuk kesombongan; bahwa dengan mengakui kekurangan, kebingunganm dan kebodohanmu, sebenarnya kau telah membuka pintu ilmu pengetahuan yang sangat lebar ke dalam dirimu.
 
Belajar bahwa masih banyak, sangat banyak, alasan untuk bersyukur ketika kau menyadari bahwa orang-orang di sekelilingmu yang kau pikir mungkin sempurna dan bebas-masalah, ternyata memiliki beban yang lebih berat daripada yang kau duga.

Belajar untuk tetap tenang melalui segala bentuk perubahan yang mendadak dan tiba-tiba, serta situasi ekstrim yang tidak pernah kau bayangkan akan terjadi; misalnya ujian praktik jam 10 malam (dan lagi-lagi kau semestinya sujud syukur melihat teman-teman yang dapat jadwal jam 1 pagi).

 Belajar untuk mendengarkan, dengan hati.

Belajar bahwa sebelum menghadapi orang lain, kau harus berani menghadapi dirimu sendiri.

Belajar untuk tetap tenang dalam situasi sempit, seperti hasil tes dan pemeriksaan psikologis yang belum jadi sementara deadline tinggal 2 jam.

Belajar bahwa terkadang kau tidak bisa mendapatkan segala hal dalam waktu yang bersamaan; jika tugasmu belum selesai dan ada kuliah pagi, kau bisa bolos (entahlah, aku kurang yakin bagian ini bisa kau jadikan teladan yang baik atau sebaliknya).

Belajar bahwa semakin sering kau berhadapan dengan rasa sakitmu, melihatnya, mengakuinya, menerimanya....maka lama kelamaan kau akan merasa luka itu tidaklah sakit. Ketika kau diminta menjadi klien untuk pembelajaran kelas dan harus bercerita di depan sekitar belasan orang; ketika kau melihat kasusmu sendiri, lukamu sendiri, sisi gelapmu, dipresentasikan di depan kelas dan dianalisis bersama oleh dosen dan teman-temanmu....dan pada akhirnya kau sendiri bisa menertawakan dirimu.

Belajar untuk memaafkan orang-orang yang pernah berbuat salah kepadamu; karena mereka mungkin memilliki masalah yang juga mereka tanggung --dan tentunya karena tidak semua orang belajar Psikologi.

Dan mungkin...yang paling penting: belajar untuk melakukan segala sesuatu dengan cinta. Termasuk mengerjakan belasan laporan pemeriksaan psikologis, rancangan intervensi, dan review jurnal yang ketika kau kumpulkan ke dosen kau sudah pasrah apakah akan benar-benar dibaca atau tidak. Kalaupun kau belum bisa mencintai, lakukan saja; siapa tahu cinta itu akan muncul karena terbiasa.

Time flies.

Aku bahkan tidak sadar bahwa sekarang sudah hampir pukul 1 dini hari. Aku harap waktu dan Sang Pemiliknya tidak mengutukku karena aku melanggar jam malam bagi tubuhku sendiri. Entah kenapa aku juga tidak begitu mengantuk.

Tapi, untuk menutup, aku hanya akan menuliskan dua patah kata: Selamat malam.