Selasa, 22 Januari 2013

Sajak Tanpa Nama

Dalam nasib gedung tua yang lengang
Debu-debu kusam yang buat usang
Jejakmu tertinggal dalam ruang kenang
"Milik siapa?" ujarku.
Karena aku bukan pengelana di reruntuhan
yang ditinggalkan nama tak bertuan
Dan yang terkubur di sana bukan
milkku yang dipasrahkan
oleh harapan.

Kataku: "Harta karun tak perlu dicari; ia datang pada orang yang ditakdirkan."
Pemiliknya masih sama, walau sudah pindah tangan.
Dan setiap tangan-tangan itu menyentuh sakralnya, nasib berhak memberi kutukan:
Untuk meninggalkan
atau mempertahankan
walau hidup tanpa ketenangan.


Yogyakarta, 22 Januari 2013


Minggu, 20 Januari 2013

A Simple Thought

Somehow, I tend to believe that things work in a continuum. Sometimes you're a bad person, sometimes you're a good one. It moves from time to time, either backward or forward. Everything has its own extreme point; either it's positive or negative.
All we can do is to stay in a good point as long as we can; we can move backward, change into a less strong, less stable person than we used to be, we have to take a rest sometimes. But remember, do not waste our time just to make excuses and withdraw from the reality, from the roles we have to take in daily life.
Because no one is too weak to fight for himself. And no one is too bad to be a better person.

Rabu, 16 Januari 2013

His Wisdom

"I asked for STRENGTH and I was given DIFFICULTIES to make me strong."
"I asked for COURAGE and I was given OBSTACLES to overcome."
"I asked for PROSPERITY and I was given BRAIN and BRAWN to work."

It's a quote form my English teacher in highschool, Mr. Mahmud Janal. I read it in my Facebook, written on the homepage, and it's like shining among the other statuses. It opened my eyes wide and that morning, suddenly I feel relieved and relaxed. All of those words contained one great message:

God knows more than you do and He works in a very mysterious and elegant way. He has His own wisdom which may seems difficult for us to understand. But never doubt Him. Karena Ia sendiri telah berkata, dan ia tidak akan mengkhianati perkataan-Nya terhadap hamba-Nya:

"Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
(Q. S. Al-Baqarah ayat 30)

Rabu, 09 Januari 2013

Kita Romantis

Kemarin, kita berdua datang ke bioskop untuk menonton film yang fenomenal itu: Habibie & Ainun.
Film yang romantis.

Ekspektasiku tentu saja kita juga akan menjadi romantis karena menonton film itu.

Bahkan sebelum menonton pun kita sudah romantis.

Saat di antrian, aku melihat lehermu meliuk ke seberang antrian; sebuah gestur kecil yang agak mencurigakan. Ya, aku tahu di sana berdiri seorang gadis cantik berambut panjang mengenakan mini-dress berwarna biru. Aku pun tadi melihatnya dan berpikir bahwa dia gadis yang cantik. Dalam hati aku tersenyum: tentunya mata lelaki lebih jeli melihatnya.

Aku bertanya padamu: "Hayoo...lagi liat apa?"
Kau menjawab: "Nggak..."
Aku tertawa kecil sambil menambahkan: "Lagi laitin cewek yaaaa...???"
Kau tertawa geli, memandang ke arahku dan berkata: "Yaaahh....ketahuan deh..."
"Nakal ya..." ledekku sambil meninju lenganmu dengan main-main.
Dan kita berdua tertawa.

Bagiku, itu romantis.

Saat film sudah menjelang akhir, keromantisan itu masih ada. Kita melihat Ainun yang divonis kanker dan hendak menjalani operasi. Tiba-tiba kau berkata, berbisik ke telingaku: "Tuh...jadi sakit deh, gara-gara kebanyakan makan choco***** sih..." kau menyebutkan salah satu merek makanan yang menjadi sponsor di film itu, yang kehadirannya sedikit mengganggu jalan cerita yang bersetting jadul. Aku yang tadinya agak sedih karena terbawa suasana kini tertawa terpingkal-pingkal bersamamu sambil menutupi mulutku agar suara tawa kita tidak mengganggu penonton lain.

Bagiku, itu romantis.

Aku tidak begitu paham apakah romantis itu memiliki definisi tersendiri, atau itu tergantung pemaknaan masing-masing. Yang pasti, aku merasa pantas mengatakan bahwa kita romantis, mungkin dalam cara kita sendiri. Bahkan kurasa apapun yang kita lakukan bisa disebut romantis, haha.

Ya, kita romantis :)

Kamis, 03 Januari 2013

S(u)atu Resolusi

Ah, entri pertama di tahun 2013.

Apa yang akan saya isi untuk mengawali tahun yang baru saja berjalan beberapa hari ini? Ya? Apa? Hmm. Oke. Resolusi. Dan apa salah satu resolusi saya? Lulus. Bagaimana caranya lulus? Ya selesaikan skripsimu bocaaah!!!!

Skripsi. Satu kata yang netral. Namun menjadi tidak netral alias bermasalah ketika ada kesenjangan antara idealita dan realita. Awalnya saya menargetkan Januari sudah selesai. Apa mau dikata, banyak halangan, eh maaf, TANTANGAN, di sana-sini. Sebenarnya hati saya pun sudah berbisik "Udah terima aja...molor." It's ok. Sebenarnya saya juga tidak terlalu kecewa. Walaupun idealita dan realita tak sejalan, idealita saya tentang skripsi yang harusnya sudah selesai ini tidak terlalu kaku. Ekspektasi saya toh masih dalam batas wajar. Jadi begitu tahu bahwa saya mungkin akan wisuda Mei, it's alright.

Yang jelas, kapanpun saya mengingat skripsi saya, saya juga mencoba mengingat passion saya yang membuat saya mengambil tema skrpsi yang cukup rumit ini. Lulus cepat dan skripsi yang hebat bukanlah dua hal yang berlawanan; mereka bisa sejalan tanpa ada yang dikorbankan. Akan tetapi, dalam kasus saya, waktu tampaknya harus dikorbankan untuk mendapatkan skripsi yang hebat, yang pada akhirnya, membuat waktu yang saya investasikan di skripsi masterpiece ini terasa berharga. Worth it.

Saya memejamkan mata sesaat dan membayangkan hasil akhir karya saya sebagai mahasiswa S1. Saya tidak ingin itu hanya karya biasa. Saya ingin yang luar biasa. Rasanya sayang jika hasil belajar dan inevstasi orang tua saya di ranah pendidikan saya sejauh ini hanya berakhir dengan jilidan skripsi biasa-biasa saja. Walaupun mungkin orang tua saya tidak begitu peduli kualitas skripsi (tentu saja yang penting lulus), saya juga punya value pribadi, di mana saya ingin menjadikan karya ini menjadi sebuah karya yang bisa dikenang. A masterpiece. Jadi, saya ingin membuat bangga tidak hanya diri saya sendiri, tidak hanya orang tua saya sendiri, melainkan keduanya.

Ini adalah sebuah entri tentang s(u)atu resolusi. Anggaplah ini sebagai sebuah kertas bertuliskan mimpi, yang saya tempel di ruangan pribadi saya. Dan semoga suatu saat, saya bisa membuat sekuel dari entri ini: betapa masterpiece saya telah selesai dan menjadi sebuah karya yang tak terlupakan.