Rabu, 19 Juni 2013

Surat Keterangan Sehat

Karena saya pengen nulis tapi bingung apa yang mau ditulis, jadinya saya sembarang nulis aja.

Ceritanya hari Sabtu lalu saya melipir ke puskesmas kecamatan yang ada di dekat rumah saya. Kurang lebih jam 10.30 saya berangkat dari rumah. Sekitar 5 menit kemudian, saya udah di parkiran puskesmas. Melenggang masuk dengan santai, hati saya tidak segontai langkah saya yang lebar-lebar. Ciut juga rasanya melihat antrian bapak-ibu-balita-lansia di ruang tunggu. Saya mendatangi loket dan bertanya kepada perawat yang ada, "Mbak, kalau mau minta surat keterangan sehat gimana ya...?" Tanpa memandang saya, perawat itu langsung menjawab sekenanya, "Pendaftarannya udah tutup Mba, jam 10 tadi." Saya menoleh ke tempat registrasi dan...ya, saya baru lihat. Tulisannya TUTUP. Duh, kok bisa-bisanya saya lupa kalau hari Sabtu itu jam pelayanan puskesmas lebih singkat dari hari biasa.

Oke deh, saya akhirnya bermotor lagi, tapi entah kenapa saya malas pulang ke rumah. Saya pun dengan sangat impulsif mendatangi rumah sakit swasta yang juga terletak di dekat rumah saya. Siapa tahu bisa minta surat di sana, pikir saya. Lagipula, saya juga ingin tahu bagaimana sih rumah sakit itu. Saya biasanya lewat di depan rumah sakit tersebut dan melihat halamannya yang nyaman, dengan dua kursi taman model klasik yang ditempatkan di bawah pohon mungil. Penasaran, saya jambangi saja rumah sakit itu. Syukur-syukur bisa dapat surat juga.

Lobby sepi. Di kursi penunggu, hanya ada seorang lelaki paruh baya yang saya duga tengah menunggu salah satu keluarganya, mungkin anak atau istri, berobat. Tidak ada karyawan berseragam. Tapi ada seorang wanita yang duduk di depan loket registrasi sambil menggendong bayinya. "Ada yang bisa dibantu, Mba?" tanyanya. Saya bilang saja mau minta surat keterangan sehat. Kata wanita itu saya harus daftar dulu. Begitulah kemudian saya mengisi form pendaftaran dan menunggu sambil melihat acara yang diputar di televisi di ruang tunggu.

Tidak lama kemudian, seorang perawat berwajah ramah memanggil saya dan membawa saya ke ruang periksa. Dia sempat menanyakan,"Minta surat sehat buat apa Mba?" Saya jawab langsung, "Pendaftaran S2 Mba." Kemudian berbincang sedikit tentang kuliah S1 saya sebelumnya. Lalu mulai pemeriksaan pertama: berat badan. Saya naik ke timbangan. 40 kg. "Ya ampun, kecilnya," kata si perawat itu agak kaget. Saya cuma terkekeh. Seterusnya saya disuruh duduk di atas tempat tidur berwarna hijau. Perawat itu memeriksa tekanan darah saya. Saya tahu pasti ada yang aneh dengan tekanan darah saya ketika melihat ekspresi perawat itu. Mengerutkan kening dan mengulangi pemeriksaan sekali lagi. Dua kali lengan saya dililit dan ditekan-tekan dengan alat yang saya lupa namanya itu. "Rendah ya, Mba? Cuma 100/70" katanya. "Oh, memang rendah kayaknya," sahut saya, "sering pusing kalo bangun tidur." "Mau saya tulis normal atau rendah nih?" tanyanya. Sambil tertawa saya menjawab, "Tulis rendah aja gapapa Mba, yang penting masih bisa berfungsi baik dan sehat." "Sering-sering minum air putih ya," katanya. Saya memang jarang minum air putih. Oke, akan saya coba.

Selanjutnya, bertemu dengan dokter. Ternyata dokternya masih muda sekali, sepertinya belum ada 27 tahun. Perawat memberitahukan hasil pemeriksaan tadi. Dokter bertanya, "Tinggi badan?" "155" jawab saya. Lalu saya minta juga sekalian tes buta warna. Dokter itu keluar lagi mengambil alat tes buta warna: Tes Ishihara. Setelah mengetes saya kurang lebih 5 menit, dokter menulis lembar surat keterangan sehat dan...selesai. Saya keluar lagi menunggu surat untuk saya yang sudah jadi.

Begitu nama saya dipanggil di loket pembayaran, saya diberikan kartu pasien dan juga surat keterangan sehat. Selain itu ada rincian pelayanan. Pemeriksaan medis 35.000. Administrasi 15.000. Total 50.000. Padahal kalo di puskesmas cuma 8.000 doang. Ah, yasudahlah. Hitung2 pengalaman juga.

Setelah membayar, saya pulang (ga pulang dink, habis itu saya ke bengkel nyervis motor) dengan tas berisi bukti pembayaran dan sehelai kecil Surat Keterangan Sehat dan Tidak Buta Warna seharga 50.000.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar