Kamis, 20 Juni 2013

Catatan Kecil Kala Kucing Tertidur Di Sampingku


Kadang-kadang aku berpikir betapa hewan peliharaan mempunyai cinta yang begitu tulus kepada majikannya. Aku punya dua ekor kucing yang sangat kusayangi, namun kerap aku harus menyabet mereka dengan kain agar berhenti menyobek-nyobek sofa kesayangan orang tuaku. Tapi, tetap saja, di malam hari salah satu dari mereka -atau bahkan keduanya- akan naik ke tempat tidurku, berbaring melingkar sambil bersandar di perutku, dadaku, dan kadang-kadang juga di belakang punggungku. Hewan yang kita anggap bodoh, namun karena kebodohan itu mereka pun tidak mengingat-ingat kejahatan yang kita lakukan pada mereka. Saat kita mengulurkan tangan membelai kepala mereka, kesalahan kita termaafkan. Begitu kita menyajikan sepiring ikan di depan mereka, mereka akan tetap memakannya tanpa merasa jijik. Entah apakah itu karena mereka tidak punya harga diri –mau saja disuap dengan belaian atau makanan- atau karena mereka pemaaf? Manusia yang punya harga diri lebih tinggi kadang tak bisa menerima perbuatan baik orang lain yang telah melukai mereka. Apakah memang harga diri manusia lebih tinggi? Atau malah terlalu angkuh?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar