Bagiku tak penting lagi apa yang kuterjang sekarang
entah sekeras batu karang atau panas yang membuat arang
Bagiku semua itu tak ada artinya
Dan aku dengar suaraku sendiri berkata:
"Bunuh saja mereka semua!"
Aku mengambil langkah, kini, dan makin aku tak peduli
Aku harap aku benar-benar tuli
Dan mulut-mulut yang berucap utopis di depanku itu
Aku harap mereka semua bisu.
Kini benar aku ingin sebagai aku
Seaku-akunya dengan semua buruk-burukku
Dan aku teriakkan lantang:
"Ini aku dan persetan dengan semua bantahanmu terhadapku!"
Aku ingin mereka tahu, sungguh.
Bahwa aku pun punya jalanku sendiri.
Hmm.
Itu sepenggal puisi yang bahkan belum diberi judul. Saya temukan di lembaran kertas bekas praktikum. Waktu itu saya sepertinya sedang iseng nulis karena...ah, lupakan. Masalah keputusan.
Ternyata saya pernah seliar itu.
Walau hanya dalam tulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar