"Semua hal berubah, kecuali perubahan itu sendiri."
Ya, itu benar.
Kita semua berubah, bahkan yang paling konsisten dari kita pun pasti pernah berubah walau tidak signifikan. Kalau kata Dumbledore, bahkan orang yang paling bijaksana pun terkadang perlu menarik kembali perkataannya. Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari.
Saya pun begitu.
Kadang-kadang, saya membongkar lemari meja belajar ketika bersih-bersih, dan menemukan diary lama ketika SD, SMP, SMA. Menemukan hasil tes IQ waktu SMP dan SMA. Menemukan kliping-kliping artis idola saya. Lalu saya tersenyum-senyum sendiri.
Betapa saya berubah begitu banyak.
Waktu saya membaca kembali diary ketika SD, ada terbesit sedikit rasa sedih ketika membacanya (tampaknya dulu saya bukan seorang anak yang bahagia; cenderung penyendiri dan kaku, pemurung dan merasa bersalah) namun di sisi lain ada rasa bahagia ketika melihat diri saya sekarang, yang sudah jauh lebih bahagia :)
Begitu juga waktu saya membaca diary SMP dan SMA. Well, harus saya akui, waktu SMP, saya punya pemikiran yang rumit untuk anak seusia saya waktu itu, idealis, anti-mainstream, kaku (yang membuat saya sempat mengalami masa-masa bullying) dan....konsep diri yang buruk. Things got better ketika SMA. Saya sudah menjadi seorang gadis yang sedikit lebih fleksibel, mau membuka diri, dan jauh lebih supel daripada sebelumnya. Perjalanan saya menuju aktualisasi diri baru saja dimulai. Pemikiran-pemikiran saya tentang kehidupan jauh lebih dewasa dan bijaksana, lebih dalam, dan lebih positif. Tapi memang sih, di balik semua perubahan itu, saya masih seorang yang introvert. Hanya saja lebih bisa membawa diri di situasi sosial. Saya ketika SMA adalah seorang gadis yang jauh lebih hangat daripada saya waktu SMP.
Bahkan, hasil tes IQ pun berubah.
Saya melihat IQ saya waktu SMP: 113. Lalu saya bandingkan dengan IQ waktu SMA: 121. Tampaknya saya lebih pintar ketika SMA daripada ketika SMP -.-
Tapi saya tidak tahu IQ saya sekarang berapa. Semoga saja bisa melampaui batas standar tes masuk S2; itu yang utama.
Abova all, walaupun saya berubah, selalu, saya tetaplah saya. Karena manusia berubah. Berubah bukan berarti menjadi orang lain; kamu ya tetap kamu, tapi kamu yang berbeda. Segala aksi yang kamu lakukan tetap dalam kuasa rasio dan emosimu; pikiran dan perasaanmu tetaplah milikmu. Terlalu naif rasanya jika menghakimi perubahan yang mutlak adanya. Hmm...asalkan agama dan keyakinan terhadap Tuhan tidak berubah.
Saya rasa, kata-kata dari novelis Neil Gaiman yang saya kutip dari novelnya yang baru saya baca, The Graveyard Book (novel keren, wajib baca!) ini bisa mejadi penutup buat posting ini:
“You're always you, and that don't change, and you're always changing, and there's nothing you can do about it.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar